Rafif-Beberapa waktu lalu keluarga Rafif sempat menyesal karena
hanya sempat membeli es krim yang satu ini satu biji saja dengan alasan
ngirit padahal pada akhirnya ketika tahu rasanya yang enaknya luar biasa
segar justru makin bikin kami nagih lagi. Sayangnya waktu itu ketika
akan membeli lagi ternyata si penjual es krimnya sudah tutup. Sedihnya
bukan main mengingat entah kapan lagi kami akan berkunjung ke Pantai
Pandawa lagi. Yeah pertama kali ketemu es krim ini saat kami mengunjungi
Pantai Pandawa beberapa waktu lalu. Lokasi nya tepat bersebelahan
dengan penjual es krim walls.

Beruntungnya kami beberapa waktu setelah itu mendapat
kesempatan untuk mengunjungi Pulau Bali. Sumpah yang terlintas dibenak
kami waktu itu, sebisa mungkin kami ingin kembali ke Pantai Pandawa
hanya demi merasakan es krim yang satu itu. Tapi saya sendiri tidak
begitu yakin mengingat kesibukan jadwal yayah Rafif saat itu yang
membuat saya bersama anak-anak cukup puas memutuskan staycation di hotel
saja.
Pikir saya ya sudahlah kalo memang belum rejekinya menikmati es krim itu berarti kapan-kapan saya harus balik lagi ke Bali...Kembali ke Bali hanya demi sebuah es krim seharga dua puluh ribuan? Serius? Yakin?
Hingga akhirnya suatu ketika saat yayah Rafif kembali dari kesibukannya, mengatakan malam itu kami diundang makan malam bersama di Restoran Bebek Tepi Sawah yang berada di seberang pusat oleh-oleh Bali Krishna.
Pikir saya ya sudahlah kalo memang belum rejekinya menikmati es krim itu berarti kapan-kapan saya harus balik lagi ke Bali...Kembali ke Bali hanya demi sebuah es krim seharga dua puluh ribuan? Serius? Yakin?
Hingga akhirnya suatu ketika saat yayah Rafif kembali dari kesibukannya, mengatakan malam itu kami diundang makan malam bersama di Restoran Bebek Tepi Sawah yang berada di seberang pusat oleh-oleh Bali Krishna.
Mendapat kabar tersebut sebenarnya saya tidak terlalu begitu antusias,
karena yang saya inginkan saat itu hanya bertemu dengan es krim yang
menurut saya rasanya enak pake banget. Seperti kata yayah Rafif, di
kamus saya itu makanan nggak ada yang nggak enak. Adanya enak dan enak
kebangetan. Jadi kalo sudah dalam taraf enak kebangetan berarti yayah
Rafif juga sepakat makanan tersebut enak.
Dengan berat hati saya melangkahkan kaki mengikuti suami menuju restoran Bebek Tepi Sawah. Tiba-tiba cling...mata saya langsung melek sumringah, melihat ada si es krim yang saya rindukan selama ini di restauran tersebut.
Saat itu rasanya saya pengen lonjak-lonjak teriak kegirangan (tapi saya tahan, malulah sama beberapa teman suami). Ternyata sehati dengan saya si kakak juga kegirangan nemu ada es krim itu. Sehingga tanpa pikir panjang kami pun buru-buru mengambil si es krim (tentunya nggak lupa bayar di kasir ya).
Dengan berat hati saya melangkahkan kaki mengikuti suami menuju restoran Bebek Tepi Sawah. Tiba-tiba cling...mata saya langsung melek sumringah, melihat ada si es krim yang saya rindukan selama ini di restauran tersebut.
Saat itu rasanya saya pengen lonjak-lonjak teriak kegirangan (tapi saya tahan, malulah sama beberapa teman suami). Ternyata sehati dengan saya si kakak juga kegirangan nemu ada es krim itu. Sehingga tanpa pikir panjang kami pun buru-buru mengambil si es krim (tentunya nggak lupa bayar di kasir ya).
Jika di Pantai Pandawa harga Es Krim ini di bandrol dengan harga
Rp.20.000,- maka di restauran Bebek Tepi Sawah ini es krim nya dibandrol
paling murah dengan harga Rp. 25.000,-. Berbekal pengalaman sebelumnya
yang menyesal hanya sempat membeli satu buah es krim saja, maka saat itu
kami membeli 2 buah es krim dengan varian yang berbeda.
Seperti biasa kakak yang selalu tertarik dengan warna puprle memilih es krim berwarna purple yang terdiri dari rasa dragon fruit (buah naga berwarna ungu) dan white chocolate. Saya sendiri memilihkan rasa tutti fruiti yang terdiri dari 3 warna.
Sebenarnya apa sih kelebihan dari es krim yang satu ini sampai bikin saya terkewer-kewer. Sebagai pecinta es krim dengan varian buah, es krim yang satu ini memiliki rasa yang bisa dibilang hampir 100% menyerupai buah aslinya.
Mungkin memang terbuat dari 100% buah kali? Kami sendiri sih juga menebak seperti itu. Namun meski dibuat dari buah asli beberapa es krim yang sebelum-sebelumnya pernah kami coba tidak semendekati rasa aslinya. Seandainya pun ada mendekati terkadang lebih manis dari rasa aslinya. Pernah juga kami mencoba es krim serupa di kota kami dengan rasa watermelon dan lemon, hasilnya baru satu gigit si kakak langsung nggak doyan. Ternyata setelah kami coba rasa water melonnya terlalu manis, sedang lemonnya benar-benar kecutnya luar biasa yang membuat kami meringis tidak bisa menikmati lebih lanjut.
Nah kalo es krim yang satu ini menurut kami rasanya benar-benar pas. Bahkan rasa buah yang di masukkan freezer sekalipun menurut saya masih kalah enak ketimbang es krim ini. Menurut saya es krim ini cocok buat oleh-oleh, tapi saya masih belum menemukan cara yang pas buat bawa ini es krim terbang ke Surabaya dari bali mengingat kemasan pastiknya yang sangat sederhana.
Es krim selalu menggugah selera apalagi dengan warna warna yang cerah seperti itu hmmm yummy
BalasHapusIni rasanya juga enak lo
Hapus